Posted in

Sariawan di Gusi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Berbicara tentang gangguan kesehatan pada mulut, salah satu yang dapat dialami adalah sariawan. Sariawan dapat terjadi di segala usia, baik anak-anak hingga orang dewasa. Sariawan adalah luka atau peradangan yang muncul di dalam mulut, biasanya di bagian bibir dalam, lidah, gusi, pipi bagian dalam, atau langit-langit mulut. Luka ini berbentuk kecil, berwarna putih atau kekuningan dengan pinggiran merah, dan menimbulkan rasa nyeri yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan berbicara.

Sariawan biasanya tidak menular, berbeda dengan herpes oral yang merupakan luka di luar mulut dan dapat menular. Sariawan dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu untuk jenis sederhana, namun bisa lebih lama dan lebih menyakitkan jika jenisnya kompleks. Ada berbagai penyebab utama dan gejala dari sariawan, penting untuk memahami penyebab hingga gejala agar mendapatkan jenis pengobatan sariawan yang tepat.

Penyebab utama terjadinya sariawan di gusi

Sariawan di gusi dapat menyebabkan ketidaknyaman karena bisa mengganggu aktivitas seperti mengonsumsi makanan, minum hingga berbicara. Penyebab utama terjadinya sariawan sangat beragam dan biasanya merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Berikut adalah penyebab utama terjadinya sariawan di gusi meliputi:

1. Pertumbuhan jamur candida albicans yang tidak terkendali

Jamur candida albicans secara alami hidup dalam mulut dalam jumlah kecil. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkendali, jamur ini dapat menyebabkan infeksi yang memicu sariawan. Kondisi ini sering terjadi pada orang dengan sistem imun yang lemah atau setelah penggunaan antibiotik yang mengganggu keseimbangan mikroorganisme di mulut.

2. Cedera atau trauma pada mulut

Luka ringan akibat tergigit lidah, pipi, atau bibir, penggunaan sikat gigi dengan bulu terlalu keras, perawatan gigi yang kurang hati-hati, atau penggunaan kawat gigi dan gigi palsu yang tidak pas dapat menyebabkan iritasi dan luka di dalam mulut. Luka ini menjadi pintu masuk bagi bakteri dan virus sehingga memicu peradangan dan sariawan.

3. Sensitivitas terhadap makanan dan iritasi kimiawi

Beberapa makanan dan minuman seperti cokelat, kopi, stroberi, telur, kacang-kacangan, keju, makanan pedas, asam, serta produk mulut yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS) dapat mengiritasi lapisan mulut dan memicu sariawan, terutama pada individu yang sensitif.

4. Kekurangan vitamin dan mineral

Defisiensi vitamin B12, asam folat, zinc, dan zat besi sangat berperan dalam munculnya sariawan. Nutrisi ini penting untuk regenerasi dan kesehatan jaringan mulut. Kekurangan nutrisi menyebabkan jaringan mulut menjadi lebih rentan terhadap luka dan peradangan.

5. Stres emosional dan kelelahan

Stres psikologis dan kelelahan dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga memudahkan munculnya sariawan. Stres juga dapat memicu perubahan hormonal yang berkontribusi pada kondisi ini. Selain itu, infeksi virus, terutama virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), merupakan penyebab umum sariawan. Virus ini dapat masuk melalui luka kecil di mulut dan menyebabkan peradangan serta luka yang menyakitkan. Infeksi bakteri juga dapat berperan dalam memperparah kondisi sariawan.

6. Penyakit autoimun dan kondisi medis tertentu

Beberapa penyakit autoimun seperti lupus dan penyakit Behçet dapat menyebabkan sistem imun menyerang jaringan mulut sehingga menimbulkan sariawan berulang. Kondisi medis lain seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, HIV/AIDS, diabetes, dan kanker mulut juga berisiko memicu sariawan.

Gejala timbulnya sariawan di gusi

Ada berbagai faktor utama yang menyebabkan sariawan di gusi, sehingga penting untuk memahaminya. Selain itu, terdapat beberapa gejala awal timbulnya sariawan pada gusi yang terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.  Berikut adalah beberapa gejala timbulnya sariawan di gusi meliputi:

1. Munculnya luka berwarna putih, kekuningan, atau abu-abu dengan tepi merah meradang

Gejala paling khas dari sariawan di gusi adalah munculnya luka kecil berbentuk bulat atau oval. Bagian tengah luka biasanya berwarna putih, kekuningan, atau abu-abu, yang merupakan jaringan mati dan nanah akibat peradangan. Di sekeliling luka, terdapat tepi berwarna merah terang yang menunjukkan adanya pembengkakan dan peradangan pada jaringan gusi. Luka ini biasanya berukuran kecil, namun pada beberapa kasus bisa membesar dan menyatu menjadi luka yang lebih luas.

2. Rasa nyeri dan perih yang intens

Sariawan di gusi menimbulkan rasa nyeri yang cukup tajam dan perih, terutama saat mulut bersentuhan dengan makanan atau minuman. Makanan yang bersifat asam, pedas, panas, atau keras sering kali memperparah rasa sakit. Bahkan, aktivitas sederhana seperti berbicara, mengunyah, atau menyikat gigi bisa terasa sangat tidak nyaman. Rasa nyeri ini biasanya membuat penderita enggan makan atau minum, sehingga dapat berpengaruh pada asupan nutrisi.

3. Sensasi terbakar, kesemutan, atau gatal sebelum luka muncul

Sebelum luka sariawan benar-benar terlihat, banyak orang merasakan sensasi awal berupa terbakar, kesemutan, atau gatal pada area gusi yang akan terkena sariawan. Sensasi ini biasanya muncul 1-2 hari sebelum luka muncul dan merupakan tanda awal peradangan yang sedang berkembang.

4. Pembengkakan dan kemerahan di sekitar area gusi yang terkena

Selain luka yang terlihat, jaringan gusi di sekitar sariawan sering mengalami pembengkakan ringan hingga sedang. Pembengkakan ini disertai perubahan warna menjadi merah terang akibat peningkatan aliran darah ke area tersebut sebagai respons tubuh terhadap luka. Gusi yang bengkak terasa lunak dan sensitif saat disentuh.

5. Kesulitan dan ketidaknyamanan dalam aktivitas mulut

Karena rasa sakit dan peradangan, penderita sariawan di gusi sering mengalami kesulitan saat mengunyah makanan, menelan minuman, atau berbicara. Hal ini dapat menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan stres tambahan. Beberapa orang mungkin menghindari makanan tertentu yang memicu rasa sakit, sehingga berisiko mengalami kekurangan nutrisi.

6. Durasi dan perkembangan luka

Sariawan di gusi biasanya berlangsung selama 7 hingga 14 hari dan cenderung sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas. Namun, jika luka tidak kunjung membaik setelah 2-3 minggu, semakin membesar, atau muncul secara berulang, hal ini perlu diwaspadai dan segera diperiksakan ke dokter gigi atau dokter spesialis mulut. Luka yang tidak sembuh bisa menjadi tanda kondisi medis lain yang lebih serius, seperti infeksi kronis, gangguan imun, atau bahkan kanker mulut.

Cara mengobati sariawan di gusi secara efektif

Sariawan dapat diobati dengan berbagai metode pengobatan yang tentu saja efektif untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa cara mengobati sariawan di gusi secara efektif yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan meliputi:

1. Berkumur dengan air garam

Larutkan sekitar ½ sendok teh garam dalam segelas air hangat, lalu gunakan untuk berkumur selama beberapa menit. Air garam memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri alami yang membantu mengurangi peradangan, membersihkan luka, dan mempercepat proses penyembuhan sariawan di gusi. Lakukan berkumur ini beberapa kali sehari untuk hasil optimal.

2. Mengonsumsi obat pereda nyeri dan menggunakan gel oles khusus

Jika rasa sakit cukup mengganggu, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis anjuran. Selain itu, obat gel oles pelindung khusus untuk rongga mulut dapat diaplikasikan langsung pada luka sariawan untuk mengurangi nyeri dan melapisi permukaan luka agar cepat sembuh. Obat pereda nyeri dan gel oles khusus sariawan dapat ditemukan di apotek terdekat.

3. Menghindari makanan dan minuman yang memperparah sariawan

Selama masa penyembuhan, hindari konsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, pedas, asam, atau keras seperti kacang-kacangan dan keripik. Sebaiknya pilih makanan bertekstur lembut dan tidak mengiritasi gusi agar luka tidak semakin parah dan proses penyembuhan berjalan lancar.

4. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi perlahan

Meskipun gusi terasa sakit, tetap penting untuk menyikat gigi dua kali sehari dengan sikat berbulu halus secara perlahan agar tidak memperparah iritasi. Gunakan pasta gigi yang bebas sodium lauryl sulfate (SLS) karena bahan ini dapat memperburuk sariawan.

5. Berkumur menggunakan obat kumur antiseptik

Obat kumur yang mengandung bahan aktif seperti klorheksidin, hidrogen peroksida, atau benzokain dapat membantu mengurangi iritasi, membunuh bakteri penyebab infeksi, dan mempercepat penyembuhan luka sariawan. Gunakan sesuai petunjuk dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum pemakaian.

Kesimpulan

Sariawan di gusi adalah luka peradangan yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, terutama saat makan, minum, atau berbicara. Penyebabnya beragam, mulai dari cedera mekanis, infeksi, kekurangan nutrisi, hingga faktor stres dan kondisi medis tertentu. Gejalanya meliputi munculnya luka berwarna putih atau kekuningan dengan tepi merah, rasa sakit yang intens, pembengkakan, serta sensasi terbakar atau kesemutan sebelum luka muncul.

Untuk mengatasi sariawan di gusi secara efektif, dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti berkumur air garam, menjaga kebersihan mulut, menghindari makanan pemicu iritasi, menggunakan obat pereda nyeri dan gel oles khusus, serta obat kumur antiseptik yang dapat ditemukan di apotek terdekat. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara pengobatan yang tepat, sariawan di gusi dapat diatasi dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.