Posted in

Ini Pengobatan Penyakit Raja Singa atau Sifilis yang Wajib Diketahui

Berbicara tentang penyakit menular seksual (IMS), salah satu yang dapat dialami oleh pria dan wanita dewasa adalah sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui kontak seksual dengan penderita yang memiliki luka infeksius, serta bisa juga menyebar melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, sifilis dapat menyebabkan komplikasi serius termasuk kerusakan otak, jantung, dan organ lain. Pada ibu hamil, infeksi sifilis juga berisiko menyebabkan gangguan pada janin atau kematian bayi.

Cara penularan penyakit sifilis

Sifilis terutama menular melalui kontak langsung dengan luka atau lesi yang mengandung bakteri treponema pallidum pada penderita yang sudah terinfeksi. Kontak ini biasanya terjadi saat melakukan hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Bakteri dapat masuk ke tubuh melalui luka kecil yang sering tidak disadari oleh penderitanya karena tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala yang jelas pada awalnya. 

Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui pertukaran cairan tubuh, seperti darah, terutama jika terdapat luka terbuka pada kulit atau selaput lendir.Selain penularan seksual, sifilis juga dapat menular dari ibu hamil yang terinfeksi kepada janinnya selama kehamilan atau persalinan, yang dikenal sebagai sifilis kongenital. Penularan ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi, termasuk keguguran, kematian bayi baru lahir, atau cacat bawaan.

Faktor risiko munculnya sifilis

Sifilis atau penyakit raja singa adalah salah satu penyakit yang berbahaya bagi kesehatan. Faktor risiko munculnya sifilis berkaitan erat dengan perilaku dan kondisi yang memudahkan penularan bakteri treponema pallidum. Berikut adalah faktor-faktor risiko utama yang mempengaruhi kejadian sifilis meliputi:

1. Bergonta-ganti pasangan seksual

Memiliki banyak pasangan seksual secara signifikan meningkatkan risiko tertular sifilis. Semakin banyak pasangan, semakin besar peluang kontak dengan orang yang terinfeksi dan menyebarkan bakteri.

2. Tidak menggunakan kondom secara konsisten dan benar

Kondom dapat mengurangi risiko penularan sifilis, tetapi penggunaannya yang tidak tepat atau tidak konsisten memungkinkan bakteri masuk melalui kontak langsung dengan luka infeksius pada kulit atau selaput lendir.

3. Melakukan hubungan seksual sesama jenis (khususnya pria dengan pria)

Aktivitas seksual sesama jenis memiliki risiko lebih tinggi karena area anus dan alat kelamin lebih rentan terluka dan memungkinkan bakteri masuk dengan mudah.

4. Koinfeksi dengan HIV

Infeksi HIV melemahkan sistem imun, sehingga penderita lebih rentan terhadap infeksi sifilis. Sebaliknya, sifilis juga meningkatkan risiko penularan HIV karena luka terbuka dan inflamasi.

5. Riwayat penyakit menular seksual sebelumnya

Orang yang pernah atau sedang mengidap PMS lain lebih berisiko tertular sifilis karena adanya luka atau peradangan di area genital yang memudahkan bakteri masuk.

6. Penularan dari ibu hamil ke janin

Ibu yang terinfeksi sifilis dapat menularkan bakteri ke janin selama kehamilan atau persalinan. Sifilis kongenital dapat menyebabkan komplikasi berat seperti keguguran, lahir prematur, cacat bawaan, atau kematian bayi baru lahir.

Rekomendasi obat sifilis yang ampuh, tersedia di apotek

Rekomendasi obat sifilis yang ampuh dan tersedia di apotek umumnya berupa antibiotik yang efektif membunuh bakteri treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis. Berikut beberapa obat yang sering diresepkan apoteker dan bisa ditemukan di apotek terdekat meliputi:

1. Penisilin

Penisilin adalah obat utama dan paling efektif untuk mengobati sifilis. Biasanya diberikan secara intramuskular (suntikan) oleh tenaga medis. Penisilin terbukti secara klinis mampu membasmi bakteri penyebab sifilis dan mencegah komplikasi serius.

2. Doxycycline 

Doxycycline adalah antibiotik golongan tetrasiklin yang sering digunakan sebagai alternatif bagi pasien yang alergi penisilin. Doxycycline diminum oral dengan dosis 100 mg dua kali sehari selama 14-28 hari tergantung stadium penyakit. Obat ini efektif membunuh bakteri dan memiliki tingkat kepatuhan pasien yang baik karena hanya perlu diminum dua kali sehari.

3. Erythromycin

Erythromycin adalah antibiotik golongan makrolid yang juga digunakan untuk mengobati sifilis, terutama bagi pasien yang tidak bisa menggunakan penisilin atau doxycycline. Erythromycin memiliki spektrum luas dan efektif melawan bakteri gram positif dan negatif.

4. Azithromycin 

Azithromycin adalah antibiotik makrolid lain yang digunakan sebagai alternatif pengobatan sifilis. Dosis untuk sifilis dini biasanya 2 gram sekali minum, sedangkan untuk sifilis lanjut dosisnya lebih panjang dan bertahap. Azithromycin bekerja dengan merusak struktur bakteri sehingga menghentikan infeksi.

5. Tetracycline

Tetracycline juga digunakan untuk mengobati sifilis, terutama pada pasien yang alergi penisilin. Dosis umum adalah 500 mg empat kali sehari selama 14 hari. Namun, obat ini kurang direkomendasikan untuk ibu hamil dan anak-anak karena efek sampingnya.

6. Ciprofloxacin dan baquinor forte

Kedua obat ini adalah antibiotik golongan fluoroquinolone yang juga dapat digunakan untuk mengobati sifilis, meskipun penggunaannya harus sesuai resep apoteker karena termasuk obat keras.

Tips pencegahan agar sifilis tidak kambuh kembali

Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang umum terjadi, baik pada wanita dan pria dewasa. Berikut adalah tips pencegahan agar penyakit sifilis tidak kambuh kembali yang bisa diterapkan meliputi:

1. Gunakan kondom secara konsisten dan benar saat berhubungan seksual

Penggunaan kondom berbahan lateks secara konsisten dan tepat adalah langkah utama untuk mengurangi risiko penularan dan kekambuhan sifilis. Kondom melindungi area yang tertutup dari kontak langsung dengan luka infeksius yang mengandung bakteri Treponema pallidum. Namun, perlu diingat bahwa kondom tidak sepenuhnya mencegah sifilis karena luka bisa muncul di area kulit yang tidak tertutup kondom, seperti sekitar alat kelamin atau paha bagian dalam. Oleh karena itu, penggunaan kondom harus disertai dengan perilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab.

2. Hindari bergonta-ganti pasangan seksual

Memiliki satu pasangan seksual yang setia (monogami) secara signifikan menurunkan risiko terinfeksi dan kambuhnya sifilis. Berganti-ganti pasangan seksual meningkatkan peluang kontak dengan orang yang terinfeksi dan memperbesar risiko penularan serta kekambuhan infeksi.

3. Lakukan pengobatan bersama pasangan

Jika Anda atau pasangan terdiagnosis sifilis, sangat penting untuk menjalani pengobatan secara bersamaan dan tuntas. Pasangan yang tidak diobati dapat menjadi sumber penularan ulang, sehingga menyebabkan infeksi kambuh meskipun Anda sudah diobati dengan benar.

4. Hindari hubungan seksual sampai pengobatan selesai dan dinyatakan sembuh

Selama masa pengobatan, hindari melakukan hubungan seksual sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh sepenuhnya. Melakukan hubungan seksual sebelum pengobatan selesai dapat memperbesar risiko penularan dan kekambuhan.

5. Rutin melakukan pemeriksaan dan skrining kesehatan

Orang yang aktif secara seksual, terutama yang memiliki faktor risiko tinggi, disarankan melakukan pemeriksaan atau skrining penyakit menular seksual secara rutin, minimal setahun sekali. Deteksi dini infeksi sifilis memungkinkan pengobatan lebih cepat dan mencegah komplikasi serta kekambuhan.

Kesimpulan

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak diobati dengan tepat. Penyakit ini menular terutama melalui kontak seksual dengan penderita yang memiliki luka infeksius. Faktor risiko utama munculnya sifilis meliputi perilaku seksual berisiko seperti berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom, infeksi HIV, serta penularan dari ibu ke janin. Pengobatan utama sifilis adalah antibiotik, terutama benzil benzatin penisilin G yang diberikan secara intramuskular. Alternatif lain seperti doxycycline, azithromycin, erythromycin, dan tetracycline tersedia bagi pasien yang alergi penisilin. Untuk mencegah kekambuhan sifilis, penting menerapkan perilaku seksual yang aman, menggunakan kondom secara konsisten, setia pada satu pasangan, menjalani pengobatan bersama pasangan, serta menghindari hubungan seksual selama masa pengobatan. Pemeriksaan kesehatan rutin dan pola hidup sehat juga sangat membantu dalam mencegah penularan dan kekambuhan penyakit ini.

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.