Daftar Isi
Berbicara tentang gangguan kesehatan pada bayi, salah satu yang bisa membuat seorang ibu khawatir dan cemas pada buah hatinya adalah demam. Demam pada bayi adalah kondisi ketika suhu tubuh bayi meningkat di atas suhu normal, yaitu mencapai 38 derajat Celsius atau lebih jika diukur melalui rektum, telinga, atau dubur. Suhu normal bayi berkisar antara 36,4 hingga 37,5 derajat Celsius tergantung cara pengukuran.
Demam pada bayi biasanya merupakan tanda bahwa tubuh bayi sedang melawan infeksi atau penyakit, dan menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuhnya bekerja dengan baik. Penyebab demam pada bayi umumnya adalah infeksi virus, infeksi bakteri, atau reaksi setelah imunisasi. Sistem imun bayi yang belum optimal juga membuat bayi lebih rentan mengalami demam.
Penyebab utama terjadinya demam pada bayi
Penyebab utama terjadinya demam pada bayi terutama adalah infeksi, yang bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Infeksi virus merupakan penyebab paling umum demam pada bayi, termasuk infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), flu, virus roseola, serta infeksi virus lain seperti respiratory syncytial virus (RSV), enterovirus, virus influenza, rotavirus, dan virus herpes simplex. Demam akibat infeksi virus biasanya berlangsung beberapa hari dan akan mereda dengan sendirinya tanpa perlu antibiotik karena virus tidak dapat diobati dengan antibiotik.
Infeksi bakteri juga merupakan penyebab penting demam pada bayi, terutama pada bayi usia 0–60 hari yang rentan terhadap infeksi bakteri serius. Infeksi bakteri yang sering ditemukan meliputi infeksi saluran kemih (ISK), pneumonia, bakteremia, meningitis bakterial, serta infeksi lain. Selain infeksi, demam pada bayi juga bisa disebabkan oleh faktor non-infeksi, seperti reaksi setelah imunisasi (vaksinasi), yang biasanya muncul dalam 12-48 jam setelah pemberian vaksin dan berlangsung singkat. Faktor lain yang dapat memicu demam adalah suhu lingkungan yang panas, penggunaan pakaian yang terlalu tebal atau tidak menyerap keringat, tumbuh gigi, serta kondisi peradangan atau penyakit autoimun yang jarang terjadi pada bayi.
Gejala timbulnya demam pada bayi

Gejala timbulnya demam pada bayi merupakan kumpulan tanda-tanda fisik dan perubahan perilaku yang muncul ketika suhu tubuh bayi meningkat di atas batas normal. Berikut beberapa gejala utama timbulnya demam pada bayi meliputi:
1. Peningkatan suhu tubuh dan perubahan kulit
Gejala paling utama dan paling mudah dikenali adalah peningkatan suhu tubuh bayi yang dapat dirasakan dengan menyentuh kulitnya. Kulit bayi yang demam biasanya terasa hangat atau panas, terutama di bagian dahi, punggung, atau perut. Kadang-kadang kulit bayi juga tampak kemerahan (flush) akibat pelebaran pembuluh darah di bawah kulit. Selain itu, bayi mungkin berkeringat lebih banyak sebagai mekanisme tubuh untuk menurunkan suhu. Pada beberapa kasus, kulit bayi bisa terasa dingin dan lembap jika demam disertai dengan menggigil.
2. Perubahan perilaku dan aktivitas
Demam seringkali menyebabkan perubahan perilaku yang cukup mencolok pada bayi. Bayi yang biasanya aktif dan ceria bisa menjadi rewel, mudah menangis, dan tampak tidak nyaman. Mereka mungkin sulit ditenangkan dan menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan yang jelas. Sebaliknya, beberapa bayi justru menjadi sangat lesu dan mengantuk, tampak kurang responsif terhadap rangsangan seperti suara atau sentuhan. Penurunan aktivitas ini merupakan tanda bahwa tubuh bayi sedang berusaha menghemat energi untuk melawan infeksi atau kondisi penyebab demam.
3. Penurunan nafsu makan dan perubahan pola minum
Salah satu gejala penting yang sering menyertai demam adalah penurunan nafsu makan. Bayi mungkin menolak menyusu atau makan seperti biasanya, yang bisa menyebabkan kekhawatiran orang tua. Penurunan asupan cairan ini berisiko menyebabkan dehidrasi, terutama jika bayi juga mengalami muntah atau diare. Oleh karena itu, penting untuk tetap memberikan cairan yang cukup, baik melalui ASI, susu formula, atau cairan lain sesuai anjuran dokter.
4. Gangguan pola tidur
Demam pada bayi juga dapat mempengaruhi pola tidurnya. Beberapa bayi menjadi sulit tidur atau sering terbangun karena merasa tidak nyaman akibat suhu tubuh yang tinggi. Sebaliknya, ada juga bayi yang menjadi sangat mengantuk dan tidur lebih lama dari biasanya. Perubahan pola tidur ini merupakan bagian dari respons tubuh terhadap demam dan harus dipantau agar bayi tetap mendapatkan istirahat yang cukup.
5. Gejala pernapasan
Pada beberapa kasus, demam pada bayi disertai dengan gangguan pernapasan seperti bernapas lebih cepat (takipnea), sesak napas, atau napas yang terdengar berat dan tersengal-sengal. Gejala ini bisa menjadi tanda infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia atau bronkiolitis yang memerlukan penanganan medis segera.

Cara menurunkan demam pada bayi secara efektif melibatkan serangkaian langkah yang aman dan dapat dilakukan di rumah. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh bayi serta membuatnya lebih nyaman. Berikut langkah-langkah mengenai cara menurunkan demam pada bayi secara efektif meliputi:
1. Mengompres dengan air hangat
Mengompres bayi dengan kain waslap yang direndam air hangat (suhu suam-suam kuku) adalah cara yang sangat efektif untuk menurunkan demam. Kompres hangat ini membantu menurunkan suhu tubuh dengan memicu pelebaran pembuluh darah di kulit sehingga panas tubuh dapat keluar melalui pori-pori. Tempelkan kompres pada area lipatan tubuh seperti dahi, leher, ketiak, atau lipatan paha selama 10-15 menit. Hindari penggunaan air dingin atau es karena dapat menyebabkan bayi menggigil dan suhu tubuh malah meningkat.
2. Memandikan bayi dengan air hangat
Memandikan bayi dengan air hangat juga membantu menurunkan demam secara alami. Suhu air harus hangat, tidak terlalu panas atau dingin, agar bayi merasa nyaman dan tidak menggigil. Mandi air hangat membuat tubuh bayi rileks dan dapat membantu menurunkan suhu tubuh secara bertahap. Hindari mandi dengan air dingin karena dapat memicu peningkatan suhu tubuh akibat menggigil.
3. Memberikan asupan cairan yang cukup
Saat demam, bayi kehilangan banyak cairan melalui keringat sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bayi mendapat asupan cairan yang cukup, terutama ASI atau susu formula. ASI tidak hanya menghidrasi tetapi juga mengandung nutrisi dan antibodi yang membantu tubuh bayi melawan infeksi penyebab demam. Jika bayi sudah mulai makan makanan pendamping ASI, pastikan juga asupan cairan tambahan terpenuhi.
4. Memakaikan pakaian yang tipis dan nyaman
Pakaian yang terlalu tebal atau berlapis dapat menghambat pengeluaran panas dari tubuh bayi sehingga demam sulit turun. Pilihlah pakaian yang ringan, longgar, dan menyerap keringat agar panas tubuh dapat keluar dengan baik. Jika bayi terlihat menggigil, tambahkan selimut tipis agar ia tetap hangat tanpa menyebabkan kepanasan.
5. Menjaga suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman
Suhu kamar bayi sebaiknya dijaga agar tetap sejuk dan tidak pengap. Gunakan kipas angin dengan kecepatan rendah atau pendingin ruangan untuk menjaga sirkulasi udara, tetapi jangan arahkan angin langsung ke bayi agar tidak menyebabkan kedinginan. Suhu ruangan yang nyaman membantu bayi merasa lebih rileks dan demam lebih mudah turun.
6. Istirahat yang cukup
Istirahat sangat penting agar tubuh bayi dapat melawan infeksi dengan lebih efektif. Kurangi aktivitas yang berlebihan dan biarkan bayi tidur atau beristirahat sebanyak yang dibutuhkan. Istirahat membantu mempercepat proses penyembuhan dan menurunkan demam.
7. Hindari penggunaan obat penurun panas tanpa konsultasi medis
Pada bayi usia di bawah 3 bulan, sebaiknya tidak memberikan obat penurun panas tanpa anjuran dokter. Untuk bayi yang lebih besar, obat seperti parasetamol dapat diberikan sesuai dosis yang dianjurkan jika demam cukup tinggi dan bayi tampak tidak nyaman. Namun, obat harus digunakan dengan hati-hati dan selalu mengikuti petunjuk dokter atau apoteker.
Beberapa orang tua juga menggunakan cara tradisional seperti mengompres dengan irisan bawang merah yang ditumbuk dan dicampur minyak, lalu dioleskan ke tubuh bayi. Cara ini dipercaya dapat membantu menurunkan panas melalui pelebaran pembuluh darah dan pengeluaran keringat, meskipun efektivitasnya belum didukung bukti ilmiah kuat dan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengiritasi kulit bayi.
Kesimpulan
Menurunkan demam pada bayi secara efektif dapat dilakukan dengan mengompres dan memandikan bayi menggunakan air hangat, memastikan asupan cairan cukup, mengenakan pakaian yang nyaman dan tipis, menjaga suhu ruangan tetap sejuk, serta memberikan waktu istirahat yang cukup. Penggunaan obat penurun panas harus sesuai anjuran dokter atau apoteker. Selalu waspadai tanda-tanda bahaya dan segera konsultasikan ke tenaga medis jika kondisi bayi memburuk atau demam berlangsung lama agar penanganan yang tepat dapat diberikan.