Posted in

Hati-hati Cuci Darah di Usia Muda, 6 Kebiasaan ini Dapat Merusak Ginjal!

Cuci darah, yang juga dikenal sebagai hemodialisa atau hemodialisis, adalah prosedur medis yang bertujuan untuk membersihkan darah dari limbah, racun, dan kelebihan cairan yang seharusnya disaring dan dibuang oleh ginjal. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami gagal ginjal akut maupun kronis, di mana ginjal sudah tidak mampu menjalankan fungsi penyaringan darah dengan baik.

Ginjal berperan penting dalam menyaring zat sisa metabolisme dan racun, mengatur keseimbangan cairan dan mineral dalam tubuh, serta mengendalikan produksi sel darah merah. Saat ginjal rusak, racun dan limbah menumpuk dalam darah, sehingga diperlukan alat khusus yang disebut mesin hemodialisis untuk menggantikan fungsi ginjal tersebut.

Proses cuci darah dilakukan dengan mengambil darah dari tubuh pasien, menyaringnya melalui mesin dialisis yang berfungsi seperti ginjal buatan, kemudian mengembalikan darah yang sudah bersih ke dalam tubuh. Untuk memudahkan pengambilan darah, biasanya dibuat akses khusus berupa fistula arteriovenosa di lengan pasien.

Cuci darah sangat penting untuk menjaga keseimbangan kimia dan kesehatan tubuh pasien gagal ginjal, serta dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun panjang tergantung kondisi pasien. Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau pusat dialisis, namun ada juga alat yang bisa digunakan di rumah dalam kondisi tertentu.

6 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal, Waspadai Gagal Ginjal di Usia Muda

Gagal ginjal di usia muda semakin menjadi perhatian karena tren peningkatannya yang signifikan. Penyebab utama gagal ginjal pada kelompok usia muda sering kali berkaitan dengan kebiasaan dan gaya hidup yang tidak sehat. Berikut adalah penjelasan lebih panjang mengenai kebiasaan yang dapat merusak ginjal dan meningkatkan risiko perlu menjalani cuci darah di usia muda:

1. Kurang Minum Air Putih

Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi membuat ginjal harus bekerja lebih keras untuk menyaring racun dan limbah dari darah. Jika tubuh terus-menerus kekurangan cairan, risiko kerusakan ginjal meningkat. Kebiasaan mengonsumsi minuman manis atau minuman kemasan yang mengandung pemanis buatan juga mengurangi konsumsi air putih yang sehat.

2. Konsumsi Makanan dan Minuman Tinggi Gula serta Garam

Minuman manis seperti kopi kekinian dengan gula tinggi dan makanan olahan yang kaya natrium dan fosfor dapat mempercepat kerusakan ginjal. Gula berlebih meningkatkan risiko diabetes, salah satu penyebab utama gagal ginjal. Garam berlebih menyebabkan tubuh menahan cairan, meningkatkan tekanan darah, yang secara langsung merusak pembuluh darah ginjal.

3. Diabetes dan Hipertensi yang Tidak Terkontrol

Diabetes menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal, mengurangi kemampuan ginjal menyaring darah. Hipertensi yang tidak diatasi juga merusak pembuluh darah ginjal secara bertahap. Kedua kondisi ini sangat umum pada anak muda dengan gaya hidup tidak sehat dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronis.

4. Kebiasaan Merokok

Nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan dan peradangan pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke ginjal dan mempercepat kerusakan ginjal. Perokok aktif memiliki risiko gagal ginjal hingga 4 kali lebih tinggi dibanding non-perokok. Selain itu, beberapa penyakit autoimun dapat menyerang ginjal, menyebabkan peradangan dan kerusakan nefron. Jika tidak terdeteksi dan ditangani dini, kondisi ini bisa berujung pada gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah.

5. Penggunaan Obat-obatan Pereda Nyeri Secara Berlebihan

Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin secara berlebihan dapat menghambat produksi prostaglandin yang mengatur aliran darah ke ginjal. Ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, terutama jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis.

6. Gaya Hidup Tidak Aktif dan Pola Tidur Buruk

Duduk terlalu lama, jarang berolahraga, dan sering begadang dapat mengganggu metabolisme, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes, yang pada akhirnya merusak ginjal. Pola hidup seperti ini juga memperburuk kondisi kesehatan ginjal secara keseluruhan. Selain itu, mengonsumsi makanan olahan mengandung natrium dan fosfor tinggi yang membebani ginjal dan tulang. Konsumsi berlebihan dapat mempercepat kerusakan ginjal dan memicu gagal ginjal kronis.

Kesimpulan

Cuci darah adalah prosedur penting untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak, namun memiliki dampak fisik dan kualitas hidup yang berat. Oleh karena itu, sangat penting bagi anak muda untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas dengan menjaga pola makan sehat, cukup minum air putih, mengontrol tekanan darah dan gula darah, menghindari rokok, serta menjalani gaya hidup aktif agar ginjal tetap sehat dan terhindar dari risiko gagal ginjal yang memerlukan cuci darah.

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.