EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) adalah sebuah alat skrining khusus untuk mendeteksi depresi pascapersalinan (postpartum depression) pada ibu setelah melahirkan. EPDS berupa kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan yang mengukur perasaan ibu dalam 7 hari terakhir, dengan skor total maksimum 30. Skor yang menunjukkan kemungkinan depresi postpartum biasanya ≥ 10 atau ≥ 13, tergantung standar yang digunakan dalam penelitian atau praktik klinis.
Beberapa poin penting tentang EPDS:
- Dikembangkan oleh Cox et al. sejak tahun 1987 dan sudah divalidasi di banyak negara termasuk Indonesia.
- Setiap pertanyaan pada kuesioner EPDS berupa skala Likert yang menilai gejala yang relevan dengan depresi dan kecemasan pascapersalinan.
- EPDS tidak mendeteksi gangguan neurosis, fobia, kecemasan, atau kepribadian—khusus mendeteksi risiko depresi postpartum.
- Pertanyaan ke-10 secara khusus menilai pikiran atau keinginan bunuh diri.
- Pengisian dilakukan oleh ibu sendiri, dan keseluruhan kuisioner harus terisi lengkap.
Tujuan utama penggunaan EPDS adalah untuk deteksi dini risiko depresi nifas (postpartum depression) agar bisa dilakukan intervensi lebih awal, sehingga mencegah dampak buruk psikologis jangka pendek dan panjang pada ibu dan keluarganya.
Secara praktis, EPDS bisa digunakan dalam waktu singkat kurang dari 5 menit, dan menjadi alat wajib dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak oleh bidan atau tenaga medis lainnya sebagai skrining awal.
EPDS adalah alat standar dan valid yang digunakan secara internasional untuk mengenali wanita yang berisiko mengalami depresi setelah melahirkan, membantu tenaga kesehatan memberikan penanganan tepat waktu dan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
Cara Mudah Menghitung Skor EPDS (Skala Depresi Pascanatal Edinburgh)

Cara mudah menghitung skor EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) dapat dilakukan dengan mengikuti panduan rinci berikut ini untuk memastikan deteksi dini risiko depresi pascapersalinan secara akurat dan cepat:
- Pengisian Kuesioner
EPDS terdiri dari 10 pertanyaan yang menilai perasaan ibu selama satu minggu terakhir. Setiap pertanyaan memiliki 4 opsi jawaban yang harus dipilih sesuai tingkat perasaan yang dirasakan ibu. Semua pertanyaan wajib dijawab sendiri oleh ibu. - Penilaian Skor pada Setiap Pertanyaan
Skor untuk masing-masing pertanyaan berbeda tergantung nomor pertanyaan:- Untuk pertanyaan 1, 2, dan 4:
Jawaban dari pilihan paling positif hingga paling negatif diberikan skor 0, 1, 2, dan 3 berturut-turut. Artinya, kotak paling atas bernilai 0, kotak paling bawah bernilai 3. - Untuk pertanyaan 3, 5 sampai 10:
Pemberian skor bersifat terbalik, dimana kotak paling atas bernilai 3 dan paling bawah bernilai 0. Ini untuk menangkap gejala yang berkaitan dengan ketidaknyamanan psikologis lain seperti kecemasan atau pikiran bunuh diri.
- Untuk pertanyaan 1, 2, dan 4:
- Menjumlahkan Skor
Total skor EPDS merupakan jumlah dari skor ke-10 pertanyaan dengan nilai maksimal 30. Semakin tinggi skor menunjukkan tingkat gangguan suasana hati yang lebih berat. - Interpretasi Skor
- Skor 0–9: Tidak ada indikasi depresi pascapersalinan.
- Skor 10–12: Ada indikasi risiko depresi, sebaiknya dilakukan pemantauan lebih lanjut.
- Skor ≥ 13: Menandakan kemungkinan besar depresi pascapersalinan dan ibu harus segera dievaluasi dan mendapat penanganan profesional.
- Khusus pada pertanyaan nomor 10, yang menilai pikiran untuk mencelakai diri sendiri, jawaban selain ‘tidak pernah’ harus mendapat perhatian serius dan penanganan segera.
- Kelebihan Metode
- Mudah digunakan dan cepat, dapat diisi kurang dari 5 menit.
- Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan dan perawat tanpa memerlukan alat khusus.
- Sudah divalidasi dan banyak digunakan secara luas termasuk dalam versi bahasa Indonesia.
- Contoh Penghitungan
Jika ibu memilih pada pertanyaan nomor 1 jawaban kedua dari atas (skor 1), pertanyaan nomor 3 jawaban paling atas (skor 3), dan seterusnya, semua skor setiap pertanyaan dijumlahkan untuk mendapat total akhir sebagai indikator depresinya. - Pentingnya EPDS
Penggunaan EPDS sangat penting untuk mendeteksi risiko dini depresi yang jika tidak ditangani dapat berpengaruh buruk pada kesehatan ibu dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, EPDS dianjurkan digunakan rutin pada masa nifas.
Secara ringkas, cara menghitung skor EPDS adalah dengan mengisi 10 pertanyaan, memberikan skor sesuai aturan yang berbeda untuk beberapa pertanyaan, lalu menjumlahkan seluruh skor untuk menilai risiko depresi postpartum sesuai ambang batas yang telah ditentukan. Panduan ini membantu tenaga kesehatan maupun ibu sendiri untuk melakukan skrining dengan efektif dan akurat demi kesehatan mental ibu pasca melahirkan.