Posted in

Cacar Api pada Anak: Gejala, Cara Mengatasi, Pencegahan

Berbicara tentang gangguan kesehatan pada anak, salah satu yang sering dialami adalah cacar api. Cacar api pada anak adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air. Setelah anak sembuh dari cacar air, virus ini tetap tidak aktif di dalam saraf dan dapat aktif kembali sehingga menimbulkan cacar api (herpes zoster).

Cacar api pada anak biasanya muncul sebagai kumpulan bintil berisi cairan yang terasa nyeri dan panas, dan biasanya hanya muncul pada satu sisi tubuh, seperti dada, perut, atau pinggang bagian belakang. Gejala awalnya meliputi nyeri, gatal, atau sensasi terbakar di area kulit yang akan muncul ruam. Setelah itu, muncul ruam merah yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan, kemudian mengering dan mengelupas dalam 2-4 minggu.

Selain ruam, anak dengan cacar api juga bisa mengalami demam, kelelahan, dan sakit kepala. Meskipun cacar api pada anak umumnya lebih ringan dan jarang menyebabkan komplikasi serius dibandingkan pada orang dewasa, rasa nyeri yang ditimbulkan bisa membuat anak menjadi rewel dan tidak nyaman.

Gejala munculnya cacar api pada anak

Gejala munculnya cacar api pada anak biasanya berkembang secara bertahap dan memiliki ciri khas yang membedakannya dari penyakit kulit lain, termasuk cacar air. Cacar api atau herpes zoster pada anak disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster yang sebelumnya menginfeksi saat cacar air, dan virus ini menetap dalam keadaan tidak aktif di saraf setelah infeksi awal. 

1. Gejala awal

Sebelum ruam muncul, anak biasanya akan merasakan gejala awal berupa nyeri tajam, sensasi terbakar, kesemutan, atau gatal pada area kulit tertentu, yang biasanya hanya muncul pada satu sisi tubuh, seperti di sekitar dada, punggung, pinggang, leher, wajah, atau pangkal paha. Rasa nyeri ini bisa terasa seperti tertusuk atau terbakar dan merupakan ciri khas cacar api yang membedakannya dari cacar air. Gejala sistemik seperti demam ringan hingga sedang, sakit kepala, mual, menggigil, kelelahan, dan nafsu makan menurun juga sering menyertai. Anak mungkin menjadi rewel karena rasa nyeri dan gatal yang dirasakan.

2. Gejala ruam

Setelah gejala awal, ruam akan mulai muncul dalam waktu 1-2 hari, dengan ciri-ciri seperti ruam kemerahan yang muncul di satu sisi tubuh dan tidak melewati garis tengah tubuh, biasanya membentuk pola melingkar atau berkelompok. Ruam ini berkembang menjadi bintil-bintil kecil berisi cairan (lepuhan atau vesikel) yang terasa nyeri dan sensitif saat disentuh. Lepuhan ini kemudian pecah, mengering, dan mengelupas dalam waktu 7–10 hari, dengan penyembuhan kulit normal biasanya dalam 2–4 minggu. Ruam biasanya muncul di area seperti pinggang bagian belakang, dada, perut, atau wajah.

3. Gejala tambahan

Beberapa anak mungkin mengalami demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan yang bisa berlangsung bersamaan dengan ruam. Meski jarang, ada kemungkinan anak mengalami nyeri berkelanjutan setelah ruam sembuh, yang dikenal sebagai post-herpetic neuralgia, namun ini lebih jarang terjadi pada anak dibandingkan orang dewasa.

Cara mengatasi dan mengobati cacar api pada anak

Cara mengatasi dan mengobati cacar api pada anak melibatkan pengobatan medis yang tepat serta perawatan pendukung di rumah untuk meredakan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi.

1. Pengobatan medis

Obat antivirus merupakan pilihan utama dalam mengatasi cacar api pada anak. Obat seperti acyclovir, valacyclovir, atau famciclovir biasanya diresepkan oleh dokter untuk menghambat perkembangan virus varicella-zoster penyebab cacar api. Obat ini paling efektif jika diberikan dalam 72 jam pertama setelah ruam muncul. Fungsi utama obat antivirus bukan untuk membunuh virus secara total, tetapi untuk mempercepat proses penyembuhan, mempersingkat masa infeksi, mengurangi jumlah ruam baru, dan menurunkan tingkat penularan virus. Penggunaan acyclovir dalam waktu 24 jam setelah ruam pertama muncul dapat mempercepat pengeringan lepuhan dan mencegah munculnya ruam baru.

Obat pereda nyeri dan demam seperti paracetamol (acetaminophen) atau ibuprofen juga diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan demam yang dialami anak. Selain itu, krim topikal seperti capsaicin dan lidocaine dapat digunakan untuk meredakan nyeri lokal pada kulit yang terkena cacar api.

Obat antihistamin dan losion anti-gatal seperti losion calamine sering digunakan untuk mengurangi rasa gatal yang mengganggu. Penggunaan losion ini secara rutin dapat membantu menenangkan kulit yang iritasi dan mencegah anak menggaruk ruam yang berpotensi menyebabkan infeksi sekunder. 

2. Perawatan di rumah

Selain pengobatan medis, perawatan suportif di rumah sangat penting untuk membantu anak merasa lebih nyaman dan mempercepat proses penyembuhan seperti mencegah anak menggaruk ruam. Mencegah anak menggaruk ruam agar tidak terjadi infeksi dan bekas luka permanen. Memotong kuku anak pendek dan memakai sarung tangan dapat membantu mengurangi risiko ini. Selain itu, mengoleskan losion calamine secara rutin pada kulit yang terkena ruam untuk meredakan gatal dan iritasi. Losion calamine dapat ditemukan di apotek terdekat. Anda juga dapat menggunakan kompres dingin dengan handuk yang dibasahi air dingin dapat meredakan gatal dan nyeri pada area ruam.

Pencegahan cacar api pada anak

Vaksinasi cacar air (varicella) sangat dianjurkan sebagai langkah pencegahan utama untuk mengurangi risiko cacar air dan cacar api di kemudian hari. Vaksin herpes zoster tersedia untuk orang dewasa, namun tidak dianjurkan untuk anak-anak.

Kesimpulan

Cacar api pada anak adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, yang biasanya muncul setelah anak pernah mengalami cacar air. Gejalanya diawali dengan nyeri, sensasi terbakar, dan gatal pada satu sisi tubuh, diikuti munculnya ruam berisi cairan yang menyakitkan. Pengobatan cacar api pada anak meliputi pemberian obat antivirus untuk mempercepat penyembuhan, obat pereda nyeri dan gatal, serta perawatan di rumah seperti menjaga kebersihan kulit, menghindari garukan, dan memberikan kompres dingin. Vaksinasi cacar air sangat penting untuk mencegah infeksi awal dan mengurangi risiko cacar api. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mengurangi ketidaknyamanan anak serta mencegah komplikasi serius.

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.