Posted in

Apa Beda Mata Minus dan Mata Silinder? Ketahui Selengkapnya

Berbicara tentang gangguan kesehatan mata, salah satu yang sering dialami oleh anak-anak hingga dewasa muda adalah mata minus dan mata silinder. Mata minus, atau yang dalam istilah medis disebut miopia, adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan melihat objek yang berada jauh dengan jelas, sementara objek dekat masih terlihat jelas.

Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina. Sedangkan mata silinder adalah gangguan penglihatan yang terjadi akibat bentuk kornea atau lensa mata yang tidak simetris, biasanya berbentuk elips, sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan pada satu titik di retina melainkan tersebar pada beberapa titik. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur atau berbayang pada semua jarak, baik jauh maupun dekat.

Penyebab terjadinya mata minus

Penyebab terjadinya mata minus (miopia) dan mata silinder (astigmatisme) melibatkan faktor struktural pada mata serta faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi bentuk dan fungsi mata. Adapun penyebab mata minus meliputi:

1. Faktor genetik atau keturunan

Riwayat keluarga sangat berperan. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki mata minus, risiko anak mengalami kondisi yang sama menjadi lebih besar karena adanya predisposisi genetik.

2. Bentuk bola mata dan faktor hormonal

Bola mata yang memanjang menyebabkan jarak fokus cahaya menjadi lebih pendek sehingga cahaya terfokus di depan retina, bukan tepat di atasnya. Ini adalah penyebab utama miopia. Selain itu, pada masa remaja, perubahan hormonal seperti saat pubertas dapat mempengaruhi perkembangan mata minus

3. Faktor lingkungan dan gaya hidup

Kebiasaan membaca, menonton layar gadget, atau bekerja dalam jarak dekat dalam waktu lama dapat memicu perkembangan miopia karena mata terus-menerus berfokus pada jarak dekat. Kurangnya paparan sinar matahari alami juga berkontribusi, karena aktivitas di dalam ruangan yang berlebihan mengurangi stimulasi alami pada mata yang penting untuk perkembangan normal.

4. Faktor usia dan penyakit penyerta

Miopia biasanya mulai muncul pada masa kanak-kanak hingga remaja dan dapat memburuk seiring bertambahnya usia. Kondisi ini bisa semakin parah terutama jika disertai penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

Penyebab terjadinya mata silinder

Mata silinder, yang dalam istilah medis disebut astigmatisme, adalah gangguan refraksi mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi akibat kelengkungan kornea atau lensa mata yang tidak merata atau tidak simetris. Mata silinder memiliki penyebab berbeda dengan mata minus. Berikut adalah penyebab utama terjadinya mata silinder meliputi:

1. Kelainan bentuk kornea

Kornea yang normal berbentuk bulat dan simetris seperti bola. Pada mata silinder, kornea memiliki bentuk yang lonjong atau elips, menyebabkan cahaya dibiaskan tidak merata sehingga fokus cahaya jatuh di beberapa titik berbeda pada retina, bukan satu titik tepat. Kondisi ini disebut astigmatisme korneal.

2. Kelainan bentuk lensa mata

Selain kornea, lensa mata juga bisa mengalami kelainan kelengkungan yang menyebabkan astigmatisme. Kondisi ini disebut astigmatisme lentikular, di mana lensa tidak mulus atau tidak simetris sehingga mempengaruhi fokus cahaya ke retina.

3. Cedera atau infeksi pada kornea

Trauma, luka, atau infeksi pada kornea dapat merusak permukaan kornea sehingga menjadi tidak mulus dan tidak simetris, memicu terjadinya astigmatisme.

4. Pertumbuhan dan perubahan struktur pada mata

Pada masa pertumbuhan, terutama masa anak-anak dan remaja, kornea dan bola mata dapat berubah bentuk secara tidak simetris sehingga menyebabkan astigmatisme yang sebelumnya tidak ada menjadi muncul atau bertambah parah.

Perbedaan antara mata minus dan mata silinder

Perbedaan antara mata minus (miopia) dan mata silinder (astigmatisme) terletak pada penyebab gangguan penglihatan, cara cahaya difokuskan di mata, gejala yang muncul, serta dampak pada penglihatan. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan kedua mata ini, antara mata minus dan mata silinder meliputi:

1. Penyebab dan fokus cahaya

Mata minus terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang terlalu cembung, sehingga cahaya yang masuk ke mata terfokus di depan retina, bukan tepat di atasnya. Akibatnya, penglihatan objek yang jauh menjadi kabur, sementara objek dekat masih jelas. Mata silinder disebabkan oleh bentuk kornea atau lensa mata yang tidak simetris atau berbentuk elips, sehingga cahaya tidak terfokus pada satu titik di retina, melainkan tersebar di beberapa titik. Ini menyebabkan penglihatan kabur atau berbayang pada semua jarak, baik dekat maupun jauh.

2. Gejala penglihatan

Mata minus memiliki penglihatan kabur terutama saat melihat objek jauh. Penderita sering memicingkan mata untuk melihat lebih jelas dan mungkin mengalami mata lelah atau sakit kepala akibat ketegangan mata. Sedangkan mata silinder memiliki penglihatan kabur atau berbayang pada semua jarak, baik dekat maupun jauh. Objek dapat tampak ganda atau garis lurus terlihat miring atau melengkung. Penderita juga sering mengalami sakit kepala dan mata cepat lelah.

3. Usia muncul dan perkembangan

Mata minus umumnya mulai muncul pada masa kanak-kanak dan dapat memburuk hingga usia sekitar 18-20 tahun. Faktor genetik dan gaya hidup seperti terlalu lama melihat jarak dekat berperan dalam perkembangan miopia. Sedangkan mata silinder nisa terjadi pada usia berapa pun, termasuk sejak lahir, dan biasanya tidak memburuk secara signifikan jika sudah dikoreksi dengan lensa yang sesuai.

4. Koreksi dan pengobatan

Mata minus dapat dikoreksi dengan kacamata lensa cekung (negatif), lensa kontak, atau operasi refraktif seperti LASIK untuk memperbaiki fokus cahaya ke retina. Sedangkan mata silinder dapat dikoreksi dengan kacamata lensa silinder khusus, lensa kontak torik, atau operasi refraktif yang memperbaiki bentuk kornea agar cahaya dapat difokuskan dengan tepat.

Kesimpulan

Mata minus (miopia) dan mata silinder (astigmatisme) adalah dua jenis gangguan penglihatan yang berbeda dari segi penyebab dan karakteristik penglihatan kabur. Mata minus terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau kornea terlalu cembung sehingga cahaya terfokus di depan retina, menyebabkan penglihatan objek jauh menjadi buram, sementara objek dekat tetap jelas. Sebaliknya, mata silinder disebabkan oleh kelainan bentuk kornea atau lensa yang tidak simetris (berbentuk oval atau elips), sehingga cahaya tidak terfokus pada satu titik di retina melainkan tersebar, mengakibatkan penglihatan kabur atau berbayang pada semua jarak, baik dekat maupun jauh.

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.