Daftar Isi
Hepatitis secara harfiah berarti “peradangan pada hati” (hepar = hati, itis = peradangan). Hati adalah organ vital yang berfungsi memproses nutrisi, menyaring racun dari darah, memproduksi empedu, serta menyimpan energi dalam bentuk glikogen. Ketika hati mengalami peradangan, fungsi-fungsi ini terganggu dan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Peradangan ini bisa bersifat akut (tiba-tiba dan berlangsung singkat, biasanya kurang dari 6 bulan) atau kronis (berlangsung lama, lebih dari 6 bulan). Peradangan hati yang berkepanjangan dapat menyebabkan jaringan hati mengalami kerusakan permanen, seperti fibrosis (jaringan parut), sirosis (kerusakan hati yang luas), bahkan kanker hati (hepatocellular carcinoma).
Penyebab Hepatitis
Hepatitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, yang utama adalah infeksi virus, tetapi juga bisa karena konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan racun.
1. Hepatitis Virus
Virus hepatitis terdiri dari beberapa tipe utama yang menjadi penyebab paling sering:
- Hepatitis A (HAV): Virus yang menular lewat konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi kotoran manusia yang mengandung virus (fecal-oral). Biasanya menimbulkan hepatitis akut yang sembuh total tanpa menjadi kronis.
- Hepatitis B (HBV): Virus yang menular melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, cairan vagina, dan air mani. Bisa bersifat akut maupun kronis, dengan risiko tinggi menyebabkan sirosis dan kanker hati.
- Hepatitis C (HCV): Virus yang penularannya terutama melalui darah, misalnya suntikan jarum bersama, transfusi darah, tusukan jarum tato atau tindik. Hampir semua kasus hepatitis C menjadi kronis.
- Hepatitis D (HDV): Virus “satellite” yang hanya bisa berkembang biak pada pasien yang sudah terinfeksi HBV. Penularan dan gejala lebih berat dari hepatitis B biasa.
- Hepatitis E (HEV): Virus yang mirip HAV dalam mode penularannya, lewat konsumsi air dan makanan yang terkontaminasi. Berbahaya terutama pada ibu hamil.
2. Hepatitis Non-Virus
- Hepatitis Alkoholik: Diakibatkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang yang merusak sel hati dan memicu peradangan.
- Hepatitis Autoimun: Terjadi saat sistem imun tubuh keliru menyerang sel hati sebagai “musuh” sehingga menimbulkan peradangan. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
- Hepatitis akibat Obat atau Racun: Beberapa obat seperti parasetamol dosis tinggi, antibiotik, atau racun kimia tertentu dapat merusak hati secara langsung.
Gejala Hepatitis
Pada tahap awal, pasien hepatitis sering tidak menunjukkan gejala yang jelas sehingga sulit terdeteksi. Bila gejala muncul, bisa berupa:
- Rasa lelah yang berat
- Demam ringan
- Mual, muntah dan hilangnya nafsu makan
- Nyeri atau tidak nyaman di daerah perut kanan atas (lokasi hati)
- Urine berwarna gelap seperti teh atau cola
- Feses pucat atau berwarna tanah liat
- Kulit dan mata menguning (jaundice) akibat penumpukan bilirubin
- Kulit terasa gatal-gatal
- Nyeri sendi atau otot
- Penurunan berat badan
- Pembengkakan perut karena penumpukan cairan (ascites)
- Pada kasus lanjut, bisa terjadi pembengkakan kaki dan gejala gagal hati
Gejala-gejala ini timbul karena gangguan fungsi hati dalam memproses zat-zat dan penumpukan zat beracun dalam tubuh.
Diagnosis Hepatitis
Untuk memastikan diagnosis hepatitis, biasanya dokter akan melakukan:
- Pemeriksaan darah: Mengukur enzim hati ALT dan AST, kadar bilirubin, jumlah sel darah, serta tes khusus untuk mendeteksi keberadaan antibodi dan antigen virus hepatitis (seperti HBsAg, anti-HCV).
- Ultrasonografi perut: Melihat kondisi fisik hati, apakah ada pembesaran, fibrosis, atau kerusakan lain.
- Biopsi hati: Pada kasus tertentu, untuk menilai tingkat kerusakan hati secara lebih akurat.
Pengobatan Hepatitis

Pengobatan hepatitis sangat bergantung pada tipe penyebab, tingkat keparahan, dan ada tidaknya komplikasi:
Hepatitis Virus
- Hepatitis A dan E: Biasanya tidak memerlukan obat khusus karena bersifat akut dan sembuh sendiri. Dukungan berupa istirahat, hidrasi, dan diet seimbang.
- Hepatitis B: Jika akut, pengobatan suportif. Pada hepatitis B kronis, digunakan obat antivirus seperti tenofovir dan entecavir untuk menekan replikasi virus dan mencegah kerusakan hati lanjut.
- Hepatitis C: Pengobatan kini semakin efektif dengan obat antivirus baru golongan Direct-acting antivirals (DAAs) yang dapat menyembuhkan hingga >95% pasien dalam beberapa minggu tanpa efek samping berat.
- Hepatitis D: Pengobatan cukup rumit karena virus hanya bisa hidup dengan HBV, terapi paling efektif adalah menghentikan HBV dengan antivirus dan kadang interferon.
Hepatitis Autoimun
- Diberikan obat imunosupresan seperti kortikosteroid untuk menekan aktivitas sistem imun yang salah sasaran, kadang dikombinasikan dengan azathioprine.
Hepatitis Alkoholik dan Toxic
- Penghentian total konsumsi alkohol atau paparan racun. Penanganan komplikasi dan mendukung fungsi hati.
Terapi Pendukung
- Pola makan sehat kaya nutrisi dan vitamin
- Hindari alkohol dan obat-obatan hepatotoksik
- Pemantauan berkala fungsi hati
Transplantasi Hati
- Terpaksa dilakukan pada kasus sirosis lanjut atau gagal hati yang tidak dapat ditangani dengan obat.
Pengobatan Herbal dan Suplemen
Beberapa bahan alami yang dipercaya bermanfaat untuk fungsi hati antara lain:
- Milk thistle (silymarin): Antioksidan kuat dan anti-inflamasi.
- Kunyit dan ekstrak curcumin: Meredakan inflamasi dan meningkatkan regenerasi sel hati.
- Akar dandelion dan Schisandra: Mendukung detoksifikasi hati.
- Teh hijau: Mengandung antioksidan.
Namun, efektivitas mereka sebagai pengobatan utama belum terbukti kuat secara ilmiah dan harus dikonsultasikan dahulu terutama jika sedang menjalani terapi medis.
Pencegahan Hepatitis
- Vaksinasi: Vaksin hepatitis A dan B sangat efektif dan direkomendasikan terutama untuk kelompok risiko tinggi.
- Menjaga kebersihan makanan dan minuman.
- Menggunakan jarum suntik steril dan alat medis yang steril.
- Hindari berbagi alat pribadi yang bisa terkontaminasi darah.
- Seks aman dengan penggunaan kondom.
- Batasi konsumsi alkohol.
- Hindari obat-obatan tanpa resep dan pantauan medis.
Komplikasi Hepatitis
Jika tidak ditangani, hepatitis kronis dapat menyebabkan:
- Fibrosis hati: Jaringan parut yang menggantikan jaringan normal.
- Sirosis hati: Kerusakan luas yang menggangu fungsi hati, menyebabkan gagal hati.
- Gagal hati akut atau kronis: Fungsi hati sangat menurun.
- Kanker hati (hepatocellular carcinoma): Risiko sangat meningkat pada hepatitis B dan C kronis.
- Komplikasi lain: Ensefalopati hepatik (gangguan fungsi otak akibat racun hati), perdarahan varises esofagus, dll.
Kesimpulan
Hepatitis adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian khusus baik dari sisi pencegahan maupun pengobatan. Mengetahui jenis hepatitis, cara penularan, gejala, dan terapi yang tepat sangat penting agar pasien bisa mendapatkan penanganan cepat dan meminimalisasi risiko komplikasi jangka panjang.
Jika mengalami gejala yang diduga hepatitis atau memiliki faktor risiko, konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.