Posted in

8 Dampak Gangguan Kesehatan Mental Terhadap Kehidupan Sekolah

Gangguan kesehatan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan suasana hati seseorang. Gangguan ini dapat berlangsung sesaat atau kronis, dengan tingkat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari, berinteraksi sosial, bekerja, serta membangun hubungan dengan orang lain.

Menurut definisi dari berbagai ahli dan undang-undang di Indonesia, gangguan mental merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam persepsi, emosi, dan perilaku yang tampak sebagai perubahan yang bermakna, menimbulkan penderitaan, dan menghambat fungsi normalnya sebagai manusia. Gangguan ini dapat berupa perubahan suasana hati yang ekstrim, halusinasi, delusi, kecemasan yang berlebihan, atau perilaku tidak wajar lainnya.

Secara umum, gangguan kesehatan mental disebut juga penyakit mental atau mental illness, meliputi berbagai jenis seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar, skizofrenia, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD), serta banyak jenis lainnya.

Dampak Gangguan Kesehatan Mental Terhadap Kehidupan Sekolah

Dampak gangguan kesehatan mental terhadap kehidupan sekolah sangat beragam dan biasanya berpengaruh negatif pada berbagai aspek penting dalam proses belajar dan interaksi sosial siswa. Berikut adalah 8 dampak utama gangguan kesehatan mental terhadap kehidupan sekolah berdasarkan berbagai penelitian dan literatur akademik:

1. Penurunan Konsentrasi dan Fokus Belajar

Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi pada pelajaran, mengganggu kemampuan mereka dalam mengolah dan mengingat informasi yang diajarkan di sekolah.

2. Penurunan Motivasi dan Energi

Mental yang terganggu memicu penurunan energi dan minat belajar, sehingga siswa cenderung tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas sekolah, yang secara langsung menurunkan performa akademik mereka.

3. Ketidakstabilan Emosi

Siswa yang mengalami gangguan mental sering menunjukkan perubahan emosional yang drastis, seperti mudah marah, mudah sedih, atau perasaan cemas berlebihan, yang dapat mengganggu hubungan sosial dengan teman dan guru.

4. Isolasi Sosial dan Menutup Diri

Trauma atau stres mental dapat menyebabkan siswa menarik diri dari interaksi sosial, mengalami kesulitan menjalin persahabatan, dan merasa terisolasi di lingkungan sekolah.

5. Gangguan Pola Tidur dan Makan

Gangguan mental sering menyebabkan masalah tidur (susah tidur atau tidur berlebihan) dan gangguan pola makan (kurang nafsu makan atau makan berlebihan), yang berdampak pada kondisi fisik dan kesiapan belajar siswa.

6. Penurunan Prestasi Akademik

Dengan menurunnya konsentrasi, motivasi, dan kondisi fisik yang terganggu, prestasi akademik siswa biasanya ikut menurun drastis, termasuk nilai dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

7. Stres dan Tekanan Akademik Meningkat

Gangguan mental juga dapat memperburuk respons siswa terhadap tekanan akademik, membuat mereka merasa semakin terbebani oleh tugas, ujian, dan ekspektasi yang ada sehingga memperparah kondisi kesehatannya.

8. Risiko Putus Sekolah

Dampak kumulatif dari gangguan kesehatan mental yang tidak tertangani baik dapat meningkatkan risiko siswa untuk berhenti sekolah karena merasa tidak mampu menghadapi tekanan belajar dan lingkungan sosial sekolah.

Dampak-dampak tersebut menunjukkan pentingnya peran sekolah, guru, orang tua, dan profesional kesehatan mental dalam memberikan dukungan serta menyediakan layanan konseling dan pendidikan kesehatan mental di sekolah untuk mengurangi dampak negatif ini dan meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental pada Anak dan Remaja

Cara mengatasi gangguan kesehatan mental pada anak dan remaja melibatkan pendekatan yang komprehensif, baik dari diri anak remaja sendiri maupun dukungan dari orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar. Beberapa cara efektif yang bisa diterapkan adalah:

1. Mengekspresikan Diri

Anak dan remaja perlu dilatih untuk mengekspresikan emosinya agar tidak memendam perasaan yang bisa memicu gangguan mental. Ekspresi diri bisa melalui menulis diari, melukis, atau kegiatan seni lain yang membantu melepaskan emosi dan membangun rasa percaya diri.

2. Fokus pada Diri Sendiri

Mengajarkan anak untuk fokus pada kondisinya sendiri dan tidak terlalu memikirkan orang lain secara berlebihan agar tidak mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri. Dengan demikian, hidup mereka akan terasa lebih ringan dan nyaman.

3. Mencintai Diri Sendiri

Mendorong anak dan remaja agar mencintai diri sendiri, mengurangi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, yang bisa memicu rasa tidak percaya diri dan gangguan mental.

4. Membiasakan Gaya Hidup Sehat

Menjaga pola hidup sehat dengan rutin olahraga, mengonsumsi makanan bergizi, dan tidur cukup sangat penting untuk menjaga stabilitas mental dan fisik anak serta meningkatkan kemampuan berpikir positif.

5. Memberikan Dukungan Emosional dan Sosial

Orang tua dan guru sebaiknya menyediakan waktu untuk mendengarkan dan mendukung anak. Bersikap empati, tidak menghakimi, serta membantu anak mengekspresikan perasaannya akan menurunkan stres dan risiko gangguan mental.

6. Menyediakan Layanan Konseling dan Profesional

Jika gangguan mental mulai mengganggu fungsi sehari-hari, anak dan remaja perlu mendapatkan bantuan dari tenaga profesional seperti psikolog atau konselor untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

7. Mengelola Stres dan Emosi

Ajarkan anak cara mengelola stres dan emosi melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, latihan pernapasan, atau menulis jurnal yang dapat membantu mereka menghadapi tekanan dan masalah dengan lebih baik.

8. Menjaga Keseimbangan Aktivitas

Bantu anak mengatur waktu antara belajar, bermain, dan istirahat agar tidak mengalami kelelahan mental. Keseimbangan ini juga mencakup membatasi penggunaan gadget dan media sosial yang berlebihan.

9. Membangun Hubungan Sosial Positif

Dukungan dari teman sebaya dan lingkungan sosial yang positif sangat berperan dalam menjaga kesehatan mental anak dan remaja.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, gangguan kesehatan mental pada anak dan remaja dapat diminimalisir dan mereka dapat tumbuh berkembang secara sehat secara fisik dan mental.

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.