Daftar Isi
Berbicara tentang masalah kesehatan, salah satu yang dapat dialami selama proses kehamilan adalah keguguran. Keguguran saat hamil adalah kondisi di mana kehamilan berhenti secara spontan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Ini merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang paling umum terjadi, terutama pada trimester pertama.
Penyebab utama keguguran
Penyebab keguguran sangat beragam dan kompleks, melibatkan faktor genetik janin, kondisi kesehatan ibu, serta faktor lingkungan dan gaya hidup. Keguguran adalah berhentinya kehamilan secara spontan sebelum usia 20 minggu, dan sekitar 50-70% kasus keguguran terutama terjadi pada trimester pertama disebabkan oleh kelainan kromosom janin. Berikut adalah penyebab utama mengapa keguguran dapat terjadi meliputi:
1. Kelainan kromosom janin
Kelainan kromosom merupakan penyebab utama keguguran, terutama pada kehamilan muda (trimester pertama). Kromosom adalah struktur DNA yang mengatur perkembangan janin. Jika terjadi kelainan jumlah atau struktur kromosom, janin tidak dapat berkembang dengan normal sehingga terjadi keguguran spontan. Sekitar setengah dari keguguran disebabkan oleh kelainan ini.
2. Masalah perubahan hormon
Ketidakseimbangan hormon, seperti kekurangan hormon progesteron yang penting untuk mempertahankan kehamilan, dapat menyebabkan keguguran. Gangguan hormonal lain seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan gangguan tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme) juga meningkatkan risiko keguguran.
3. Adanya infeksi bakteri atau virus
Infeksi bakteri atau virus tertentu dapat memicu keguguran. Infeksi yang sering dikaitkan adalah infeksi menular seksual (gonore, sifilis, HIV), serta infeksi TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex), malaria, dan sepsis. Infeksi menyebabkan inflamasi dan kerusakan pada plasenta atau janin sehingga kehamilan tidak dapat bertahan.
4. Penyakit kronis dan autoimun
Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi berat, penyakit ginjal, lupus, dan sindrom antifosfolipid dapat mengganggu suplai darah dan nutrisi ke janin serta menyebabkan keguguran. Penyakit autoimun dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah dan inflamasi plasenta.
5. Kelainan struktur rahim dan leher rahim
Kelainan bentuk rahim (seperti rahim septum, rahim ganda), adanya fibroid (mioma), polip, atau leher rahim yang lemah (inkompetensi serviks) dapat menyebabkan janin sulit berkembang dan meningkatkan risiko keguguran terutama pada trimester kedua.
6. Faktor usia ibu
Risiko keguguran meningkat seiring bertambahnya usia ibu. Wanita di bawah 30 tahun memiliki risiko keguguran sekitar 10%, sedangkan risiko ini meningkat menjadi 20% pada usia 35-39 tahun dan lebih dari 50% pada usia di atas 45 tahun. Penurunan kualitas sel telur dan peningkatan kelainan kromosom menjadi penyebab utama peningkatan risiko ini.
7. Gaya hidup dan faktor lingkungan
Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penyalahgunaan narkoba, obesitas, malnutrisi, serta paparan zat beracun dan radiasi tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran. Konsumsi kafein berlebihan (lebih dari 300 mg per hari) juga diduga berkontribusi.
Tanda-tanda mengalami keguguran
Tanda-tanda mengalami keguguran bisa bervariasi, namun ada beberapa gejala utama yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil agar segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Berikut penjelasan lengkap mengenai tanda-tanda keguguran meliputi:
1. Perdarahan pada vagina
Perdarahan adalah tanda paling umum dan utama keguguran. Perdarahan ini bisa berupa bercak ringan hingga perdarahan hebat yang keluar dari vagina. Warna darah dapat bervariasi mulai dari merah cerah, merah muda, cokelat, hingga warna seperti bubuk kopi (darah yang sudah lama). Darah merah cerah biasanya menunjukkan perdarahan segar dan perlu diwaspadai karena bisa menandakan keguguran yang sedang berlangsung. Perdarahan akibat keguguran bisa berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu. Pada kasus yang parah, vagina bisa mengeluarkan gumpalan darah berwarna merah cerah yang merupakan jaringan janin atau plasenta yang keluar dari rahim.
2. Nyeri dan kram perut
Nyeri yang menyertai perdarahan merupakan tanda keguguran yang penting untuk diwaspadai. Nyeri biasanya dirasakan di bagian bawah perut, panggul, dan punggung bawah. Rasa nyeri ini dapat terasa lebih hebat daripada nyeri haid dan bisa muncul terus-menerus atau sesekali. Pada keguguran yang sudah berlangsung, nyeri bisa berupa kram hebat yang datang berulang setiap 5-20 menit, menandakan kontraksi rahim yang berusaha mengeluarkan jaringan kehamilan.
3. Keluarnya jaringan atau gumpalan dari vagina
Keluarnya jaringan yang mirip gumpalan daging atau cairan kecokelatan dari vagina adalah tanda khas keguguran. Jaringan ini biasanya merupakan sisa janin atau plasenta yang keluar dari rahim. Jika mengalami hal ini, sangat disarankan untuk menyimpan jaringan tersebut dalam wadah bersih dan membawanya ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis keguguran.
4. Penurunan atau hilangnya gerakan janin
Pada kehamilan yang sudah memasuki usia di mana janin mulai bergerak (umumnya setelah 16 minggu), penurunan atau hilangnya gerakan janin selama beberapa hari dapat menjadi tanda keguguran terlambat (late miscarriage). Jika ibu hamil tidak merasakan gerakan janin selama beberapa hari, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
5. Perubahan atau hilangnya gejala kehamilan
Gejala kehamilan seperti mual, muntah, payudara bengkak, dan sering buang air kecil biasanya berkurang atau hilang secara tiba-tiba jika terjadi keguguran. Penurunan hormon kehamilan ini menjadi indikasi bahwa janin mungkin sudah tidak berkembang lagi.
6. Keluar cairan tidak normal dari vagina
Selain darah dan jaringan, keluarnya cairan berwarna kuning, hijau, cokelat, atau abu-abu dengan bau tidak sedap bisa menandakan infeksi setelah keguguran, yang memerlukan penanganan medis segera agar tidak terjadi komplikasi.
Tips selama kehamilan untuk menghindari keguguran

Keguguran mungkin dapat membuat stres, dan sedih pada bumil. Namun, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keguguran. Berikut adalah tips selama kehamilan untuk menghindari meliputi:
1. Cukupi asupan asam folat
Asam folat adalah nutrisi penting yang harus dipenuhi sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Konsumsi minimal 400 mikrogram asam folat setiap hari dapat membantu mencegah cacat tabung saraf pada janin dan menurunkan risiko keguguran. Asam folat mendukung pembentukan DNA dan metabolisme protein yang sangat penting untuk perkembangan janin yang sehat.
2. Konsumsi makanan bergizi seimbang
Makanan dengan gizi lengkap dan seimbang sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin. Pastikan asupan mencakup protein, vitamin (terutama vitamin C dan D), mineral (seperti zat besi dan kalsium), serta omega-3 yang membantu perkembangan otak janin. Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, asparagus, dan seledri kaya asam folat alami. Pilihan ikan seperti ikan tongkol, nila, dan kembung juga dianjurkan karena kaya omega-3 dan rendah merkuri.
3. Jaga berat badan ideal
Berat badan yang terlalu rendah atau berlebih dapat meningkatkan risiko keguguran. Obesitas dapat menyebabkan gangguan hormonal dan masalah metabolik, sementara kekurangan berat badan bisa menandakan kurangnya nutrisi yang dibutuhkan janin. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan sangat dianjurkan.
4. Rutin berolahraga ringan
Olahraga ringan seperti jalan kaki, senam hamil, yoga, atau berenang membantu menjaga kebugaran, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi stres. Aktivitas fisik yang teratur juga membantu mengontrol berat badan dan mengurangi risiko komplikasi kehamilan. Namun, hindari olahraga berat atau aktivitas yang berisiko benturan pada perut.
5. Kelola stres dan kondisi emosional
Stres berat dan berkepanjangan dapat mempengaruhi hormon dan kesehatan kehamilan. Penting untuk mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi, meditasi, tidur cukup, dan jika perlu konsultasi psikolog. Stres yang tidak terkelola dapat meningkatkan risiko keguguran dan komplikasi kehamilan lainnya.
6. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
Kontrol kehamilan secara rutin ke dokter kandungan sangat penting untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi dini masalah yang dapat menyebabkan keguguran. Pemeriksaan ini juga memungkinkan dokter memberikan saran dan terapi yang tepat jika ditemukan risiko seperti gangguan hormonal atau penyakit kronis.
Kesimpulan
Meski keguguran akibat kelainan kromosom janin sulit dicegah, ibu hamil dapat mengambil berbagai langkah pencegahan untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan meminimalkan risiko keguguran yang disebabkan oleh faktor lain. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, memenuhi kebutuhan nutrisi, mengelola stres, menghindari zat berbahaya, serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, peluang kehamilan yang sukses dan sehat akan meningkat.