Posted in

11 Makanan Pemicu Kanker Berbahaya yang Perlu Dihindari

Berbicara tentang penyakit berbahaya, salah satu yang banyak dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia adalah kanker. Berdasarkan data terbaru, Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus baru kanker setiap tahun dengan angka kematian mencapai hampir 242.099 kasus. Kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia setelah penyakit lain. Kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan akan melonjak hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2050 jika upaya pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat. Jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia antara lain kanker payudara, kanker paru, kanker serviks (leher rahim), kanker kolorektal (usus besar dan rektum), serta kanker hati. Salah satu pemicu kanker adalah makanan yang dikonsumsi setiap hari. Ada beberapa makanan yang dapat memicu kanker apabila dikonsumsi secara berlebihan. Salah satunya adalah gorengan.

Daftar makanan yang dapat memicu kanker

Ada beberapa makanan yang dapat memicu penyakit kanker apabila dikonsumsi secara berlebihan. Makanan ini harus dihindari terutama dikonsumsi setiap hari. Berikut adalah daftar makanan yang dapat memicu kanker meliputi:

1. Gorengan

Gorengan, terutama yang berbahan tepung seperti kentang goreng dan keripik, mengandung senyawa akrilamida yang terbentuk saat menggoreng, memanggang, atau membakar pada suhu tinggi. Akrilamida bersifat karsinogenik karena dapat merusak DNA dan memicu kematian sel (apoptosis). Selain itu, konsumsi gorengan berlebihan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang keduanya dapat memicu stres oksidatif dan peradangan kronis, faktor yang meningkatkan risiko kanker.

2. Daging merah

Daging merah seperti sapi, kambing, babi, dan domba mengandung protein tinggi, namun jika dimasak pada suhu tinggi (panggang, bakar, goreng) dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs). Senyawa ini terbukti meningkatkan risiko kanker kolorektal, pankreas, prostat, dan payudara. Oleh karena itu, konsumsi daging merah sebaiknya dibatasi maksimal 3 porsi per minggu dengan porsi total sekitar 12-18 ons.

3. Daging olahan

Produk olahan seperti sosis, ham, kornet, dendeng, dan salami biasanya diawetkan dengan nitrit dan nitrat yang dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin, zat karsinogenik yang memicu pertumbuhan sel kanker, terutama kanker lambung dan kolorektal. Pengasapan dan pengalengan juga menghasilkan senyawa karsinogenik seperti PAHs. Konsumsi daging olahan secara berlebihan sangat berisiko bagi kesehatan.

4. Makanan yang terlalu matang atau gosong

Memasak makanan, terutama daging, sampai gosong atau terlalu matang dapat menghasilkan zat karsinogenik seperti PAHs dan HCA. Zat ini terbentuk dari reaksi pembakaran tidak sempurna dan dapat merusak DNA sel, meningkatkan risiko kanker. Disarankan memasak dengan metode sehat seperti merebus atau mengukus agar terhindar dari risiko ini.

5. Makanan cepat saji atau fast food

Makanan cepat saji umumnya tinggi lemak jenuh, gula, garam, dan bahan pengawet. Kandungan ini dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh, yang berkontribusi pada perkembangan kanker. Selain itu, fast food sering mengandung minyak goreng bekas pakai yang sudah teroksidasi, menghasilkan radikal bebas karsinogenik.

6. Makanan tinggi garam dan asin

Konsumsi makanan tinggi garam seperti ikan asin, dendeng, asinan, dan makanan kaleng dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Garam berlebih merusak lapisan lambung dan mempercepat proliferasi sel abnormal, terutama pada penderita infeksi Helicobacter pylori. Nitrit dan nitrat sebagai pengawet juga berperan dalam pembentukan senyawa karsinogenik.

7. Makanan kaleng dan asap

Makanan kaleng dan yang diasap mengandung bahan kimia dari proses pengawetan dan pengasapan, termasuk PAHs yang bersifat karsinogenik. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker terutama pada saluran pencernaan.

8. Gula dan karbohidrat olahan

Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2, yang merupakan faktor risiko kanker. Selain itu, gula berlebih memicu peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh.

9. Makanan dan minuman instan

Produk instan umumnya mengandung bahan pengawet seperti sodium benzoat dan pemanis buatan yang berpotensi memicu kanker. Selain itu, kandungan garam dan gula yang tinggi dalam makanan instan juga berkontribusi pada risiko kanker.

10. Keripik kentang 

Keripik kentang mengandung akrilamida dan lemak trans yang bersifat karsinogenik. Selain meningkatkan risiko kanker, konsumsi berlebihan juga dapat memicu penyakit jantung dan gangguan metabolik.

11. Produk susu dan es krim

Beberapa produk susu dan es krim mengandung lemak jenuh tinggi dan bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna buatan. Konsumsi lemak jenuh berlebihan dapat memicu peradangan kronis yang berkontribusi pada perkembangan kanker, terutama kanker payudara dan prostat.

Rekomendasi pola makan sehat untuk mengurangi risiko kanker

Penyakit kanker tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga bisa terjadi pada usia muda, bahkan pada anak-anak. Berikut adalah rekomendasi pola makan sehat untuk mengurangi risiko kanker terutama bagi generasi muda meliputi:

1. Perbanyak konsumsi sayur dan buah

Sayur dan buah merupakan sumber utama antioksidan, vitamin, mineral, dan serat yang sangat penting dalam mencegah kanker. Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, beta-karoten, dan flavonoid membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel kanker. Contoh sayur yang sangat dianjurkan adalah brokoli, kubis, bayam, wortel, dan tomat. Brokoli mengandung sulforaphane yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara dan usus.

2. Pilih biji-bijian utuh dan makanan kaya serat

Biji-bijian utuh seperti gandum utuh, beras merah, oat, dan quinoa mengandung serat tinggi yang membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mempercepat pengeluaran zat karsinogenik dari tubuh. Penelitian menunjukkan konsumsi biji-bijian utuh dapat menurunkan risiko kanker usus besar, esofagus, lambung, dan pankreas hingga 6-12%.

3. Konsumsi protein sehat dari ikan dan kacang-kacangan

Ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan sarden kaya akan asam lemak omega-3 yang memiliki efek antiinflamasi dan dapat menghambat perkembangan sel kanker, terutama kanker payudara dan prostat. Kacang-kacangan juga sumber protein nabati dan lemak sehat yang baik untuk tubuh.

4. Batasi konsumsi daging merah dan hindari daging olahan

Daging merah dan olahan mengandung senyawa karsinogenik jika dimasak dengan suhu tinggi atau diawetkan dengan nitrit/nitrat. Konsumsi berlebihan dikaitkan dengan kanker kolorektal dan lambung. Disarankan membatasi konsumsi daging merah maksimal 3 porsi per minggu dan menghindari daging olahan seperti sosis dan ham.

5. Kurangi asupan gula dan makanan olahan

Makanan tinggi gula dan olahan dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko kanker. Hindari minuman bersoda, makanan cepat saji, dan camilan manis berlebihan.

6. Gunakan metode memasak sehat

Memasak dengan suhu tinggi hingga gosong dapat menghasilkan zat karsinogenik seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs). Lebih baik memasak dengan cara mengukus, merebus, atau memanggang dengan suhu rendah agar zat berbahaya tidak terbentuk.

Kesimpulan

Pola makan sehat memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kanker. Mengonsumsi banyak sayur, buah, biji-bijian utuh, dan sumber protein sehat seperti ikan dan kacang-kacangan dapat memberikan nutrisi penting serta antioksidan yang melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sebaliknya, membatasi konsumsi daging merah dan daging olahan, menghindari makanan yang digoreng atau dimasak terlalu matang, serta mengurangi asupan gula, garam, dan makanan olahan sangat dianjurkan untuk mencegah paparan zat karsinogenik. Selain pola makan, gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, menghindari alkohol dan rokok, serta memilih metode memasak yang sehat juga sangat berkontribusi dalam pencegahan kanker. 

Seorang Penulis dan Lulusan Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sumatera Utara (USU), Kampus Ternama di Indonesia. Menyukai Traveling dan Teknologi. Senang Membaca Buku Sejarah, Keuangan dan Berbagi Informasi Seputar Bisnis.